Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakaatuh.
Salam
dan bahagia,
Salam
jumpa lagi bersama Refleksialamalquran dan Butir Uraian Ayat Ayat Al Qur’an
Di
suatu masjid ada dua orang hamba Allah sedang berbincang-bincang di teras
masjid sambil menunggu tibanya waktu maghrib.Namanya Iman Yakin dan Amat
Bimbang.
Iman.Y : Mat, kamu mau nggak kalau dalam hidup ini
selalu mendapat kerugian.
Amat.B : Ada ada saja kamu tuh. Mana ada orang yang
hidupnya mau selalu dalam kerugian. Termasuk aku juga sama nggak mau , kalau
ada yang mau berarti orang itu nggak waras otaknya.
Iman.Y : Tapi kenyataannya banyak yang senang hidup
dalam kerugian. Setiap hari mereka selalu meraih kerugian sebanyak-banyaknya,
dan itu tidak disadari oleh dirinya bahwa apa yang dilakukannya itu akan
merugikan dirinya sendiri.
Amat.B : Wah tetep aku nggak percaya, apa yang kamu
ucapkan. Aku kan sudah bilang kalau ada orang yang hidupnya mau rugi itu adalah
orang yang tidak waras otaknya.
Iman.Y : Begini, sebenarnya ada tiga perbuatan yang
menjadikan seseorang dalam menjalani hidup ini selalu dalam kerugian.
Amat.B : Yang pertama apa yang bisa orang itu
menjadi rugi ?
Iman.Y : Orang yang dalam kesehariannya itu selalu merasa
tidak cukup dengan harta yang telah dikumpulkannya. ( selalu kurang saja );
Amat.B : Oh kalau masalah begitu sih kagak aneh.
Setiap aku ketemu dengan beberapa tetanggaku, yang ada itu ngeluh aja. Padahal
dia rumahnya bagus, terus punya mobil, juga motor, belum lagi isi dalam
rumahnya banyak barang antik, karena aku pernah main ke rumahnya, akan tetapi
ya gitu, ngeluh saja, jengkel saja, pusing saja
dll, pokoknya bikin aku pusing kepala ngedengernya. :
Iman.
Y : Kemudian, yang kedua, yang membuat
orang menjadi rugi adalah tidak merasa mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia
meminta kepada Allah A, tapi yang dia dappatkan adalah B, apalagi B itu tidak
cocok dengan seleranya.
Amat.Y : Wah,
kalau hal itu sih memang aku juga sering kulakukan. Sampai-sampai aku
boleh dibilang protes lah kepada Allah, Ya Allah kenapa sih setiap apa yang aku
minta, kok permintaanku tidak pernah dikabulkan, dan kalaupun dikabulkan
,sungguh benar-benarf tidak cocok dengan seleraku, dengan kehendak hatiku.
Iman.Y : Terakhir yang menjadikan manusia di dalam
kerugian adalah tidak merasa mendapat bekal yang baik dari perjalanan yang
ditempuhnya.
Amat.B : Wah kamu ini nyindir aku nih, terus terang
memang sering aku lakukan, habis gimana. Aku dikasih sumbangan ( katakan bantuan
proyek ,begitulah ) untuk membuat saluran air di kampungku, misalnya aku akan
mendapatkan dananya 100juta rupiah, tapi yang aku terima cuma 80juta rupiah,
Dan anehnya aku harus membuat laporan
sebesar 100 juta rupiah, karena yang 20 jutanya katanya bocor ditengah jalan.
Dikarenakan kampung kita butuh perbaikan supaya nggak banjir, terpaksa aku
bikin laporan itu bukan yang sebenarnya, misalnya angka 4 jadi 7, angka 6 jadi
9, nah kalau tidak begitu aku harus tombok dari mana.
Iman.Y : Ya itu terserah saja, kalau bersedia makan
uang haram sih, baik buruknya ditanggung sendiri, menurut aturan dunia ( aturan
yang dibuat manusia ) benar. Akan tetapi yang paling benar itu mengggunakan
aturan Allah, itu saja. Makanya harta yang didapatykan itu tidak ada barokahnya.
Alhamdulilah waktu maghrib telah tiba, mari kita shalat berjama’ah.
Amat.B : Baiklah kalau begitu .
Para
sahabat semua kesimpulan dari dialog di atas, orang yang dalam hidupnya selalu
mendapatkan kerugian itu adalah :
- Selalu merasa kurang dengan apa yang
telah dimilikinya;
- Selalu tidak merasa mendapat apa
yang diinginkan;
- Dari perjalanan yang telah
dilaluinya, belum merasa mendapat bekal.
Barakallaahufiikum
…….. salam santun dari kami untuk para sahabat semua.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Salam
dan bahagia
Penulis : Ki Kartawijaya Al Adiyat
Pekerjaan:
Anggota Pergurun Tamansiswa Cabang
Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar